MIANGAS - Penduduk perbatasan Indonesia-Filipina di Miangas Kabupaten Talaud ternyata sudah setahun berhenti mencari ikan di laut. Hal itu disebabkan karena langkanya bensin premium plus mahalnya harga hingga mencapai Rp 25.000/liter.
"Sudah berhenti masyarakat sini berlayar mencari ikan dilaut. Bayangkan saja bensin itu bisa mencapai Rp 25.000/liter di sini. Y,a bagaimana bisa melaut?" tutur Kepala Camat, Pulau Miangas S.E Maarisit, ketika ditemui disela sosialisasi uang layak edar BI bersama TNI AL KRI Sultan Nuku, di Pulau Miangas, Perbatasan Indonesia-Filipina, Sulawesi Utara, Minggu (26/06).
Dijelaskan Maarisit, penduduk Pulau Miangas kini bermata pencaharian sebagai petani Kopra. Penghasilannya dari Kelapa yang diolah menjadi Kopra.
Kepala Puskesmas Miangas, Albert yang juga sebagai petani Kopra mengungkapkan Kopra Miangas dijual ke Bitung, Manado.
"Kopra dijual Rp 7.000/Kg di Bitung. Ya mata pencaharian kita dari situ," kata Albert.
Dijelaskan Albert, tidak hanya BBM Premium yang mahal mencapai Rp15.000-Rp.25000/liter tetapi minyak tanah juga mahal. Oleh karena itu proses pembuatan Kopra menggunakan kayu bakar.
"Minyak tanah itu mencapai Rp 9.000/liter jadi ya hanya kayu bakar lah intinya," ungkapnya.
Lebih jauh Albert mengatakan pemerintah harusnya memperhatikan penduduk Indonesia yang tinggal di perbatasan. Disini, sambungnya tingkat kelayakan hidupnya sangat rendah. "Kita yang juga bagian dari Indonesia harus diperhatikan," singkatnya. Citydirectory.co.id (Ren/Dtc)
Sumber :
http://www.citydirectory.co.id/ekonomi/berita/harga-premium-capai-rp-25000-nelayan-miangas-berhenti-melaut, 27 Juni 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar